Translate

Select a text on the page and get translation from Google Translate!

Google Translate Client

Dream Theater Live in MEIS Ancol, Jakarta 2012



Penantian 25 Tahun Konser Dream Theater di Jakarta.
Butuh waktu hampir 25 tahun bagi
band progressive metal Dream
Theater untuk singgah ke Jakarta
sejak merilis album pertama mereka.
Penampilan mereka selama kurang
lebih dua jam di Mata Elang Indoor Stadium, Pantai
Karnaval, Ancol, Sabtu (21/4/2012) malam seolah memuaskan
dahaga para penggemar fanatiknya.
Sejak sore, ribuan penggemar yang didominasi usia
mapan sudah mulai memadati area Pantai Karnaval Ancol.
Kebanyakan dari mereka kompak berpakaian hitam
lengkap dengan atribut ala band idolanya itu.
Suasana sempat sedikit memanas jelang konser dimulai
karena gerbang masuk arena konser tak kunjung dibuka,
sementara ribuan penonton semakin menumpuk.
Akhirnya, sekitar pukul 21.00 WIB James LaBrie cs tampak di atas
panggung memegang alat musiknya masing-masing.





'Bridges in the Sky' langsung mengalun. Mata Elang
Indoor Stadium yang berkapasitas 10 ribu penonton pun sontak
bergemuruh.
Dengan panggung megah yang didukung tata cahaya dan
suara yang maksimal, Dream Theater membuka
konsernya dengan sempurna. John Peter Petrucci langsung
memamerkan kelincahan jari-jarinya di atas senar gitar.
Penonton mulai melompat dan bersorak.
Setelah membawakan '6:00', sang vokalis James LaBrie
sempat menyapa dan ngobrol-ngobrol sedikit soal
senangnya ia akhirnya menginjakkan kaki di Indonesia, hingga
keluhan soal macetnya Jakarta.




"Akhirnya kami di sini. Mungkin butuh waktu agak lama
untuk bertemu kalian, jadi malam ini kita harus
bersenang - senang," ujar James yang tampak santai dengan kaos
hitam dibalut celana jeans.
'Build Me Up, Break Me Down' kemudian dimainkan,
langsung disambut 'Surrounded' dan 'The Root of All Evil'. James
juga memperkenalkan drummer 
baru mereka Mike Mangini
yang menggantikan Mike Portnoy. 
Mangini bukanlah drummer yang baru belasan tahun
bergelut di dunia musik. Sejak tahun 1987 silam, ia sudah
menjadi drummer pengiring berbagai macam band dan musisi
seperti Steve Vai, Extreme, Tribe of Judah, dan masih banyak lagi.
Banyak penggemar yang bertanya-tanya, seperti apa sih
permainan drum Mangini yang ditunjuk mengisi posisi
yang ditinggalkan drummer sekaliber Mike Portnoy?
Semua seolah terjawab ketika sang penggebuk drum
berusia 49 tahun itu memamerkan permainan solonya. 
Mangini duduk di set drum yang kerangkanya menyerupai
kandang burung penuh simbal.


Mangini bisa menggebuk drumnya dengan tempo sangat
cepat, diiring permainan pedal yang tak kalah keren.
Untuk ukuran pemain drum yang usianya hampir setengah
abad, stamina Mangini sangat luar biasa.
Bukan hanya Mangini dan John Peter Petrucci yang unjuk
kebolehan masing-masing di atas panggung. 
Sang pembetot bass John Myung tak mau ketinggalan.
Belum lagi sentuhan Jordan Charles Rudes di atas
keyboardnya yang kental dengan aliran progressive.
Selain dengan keyboard, Jordan juga menggunakan iPad untuk
menghasilkan instrumen musiknya.


Konser berlanjut dengan lagu 'A Fortune in Lies', 'Out
Cry', 'The Silent Man', serta lagu 'Beneath The Surface' yang
diambil dari album terbaru mereka 'A Dramatic Turn of
Events'. Hampir semua penonton sing along di lagu yang
paling ditunggu-tunggu, 'The Spirit Carries On'.


Teriakan “We want more” seketika menggema saat kelima personel Dream Theater meninggalkan panggung. Tidak ingin mengecewakan penggemarnya, Dream Theater yang tampil dengan formasi lengkapnya menyajikan Pull Me Under sebagai lagu pamungkas. Sontak saja histeria para penggemar Dream Theater kegirangan dan berjingkrak-jingkrak saat lagu lawasnya dibawakan dan berhasil memberikan kesan sebagai penutup konser yang memukau.


Sebagai salam perpisahan, dari atas panggung para personil Dream Theater pun memberikan standing applause kepada ribuan penggemarnya. Melihat apresiasi  penonton yang begitu besar, konser ini dipastikan sebagai salah satu konser tunggal yang cukup sukses di tahun ini.


By: Robeet'z Akatsuki


0 komentar:

Posting Komentar